Hujan Bukan Penghalang Untuk Berjuang – Pameran Bung Karno

Hujan Bukan Penghalang Untuk Berjuang – Pameran Bung Karno

Digujur hujan dua kali itulah yang dialami para peserta bazar perpus Bung Karno dan pedagang sekitar kolam bung karno. Dalam acara Pameran Bung Karno dalam rangka Bulan Bung Karno 2022. Dengan tema Bung Karno dan Kebangsaan Blitar Juni 2022. Acara ini berlangsung beberapa hari kemarin sampai dengan tanggal 15 Juni 2022.

Sebuah warisan nyata dari Bung Karno dan selaras dengan program perpustakaan berbasis inlkusi sosial. Warisan nyata dari Bung Karno memiliki arti bahwa perjuangan Bung Karno bersama para pendiri bangsa lainya telah menghasilkan kemerdekaan tahun 45 dan sampai sekarang tetap kita teruskan dan perjuangkan. Warisan lain yang tampak nyata juga bisa dirasakan oleh warga masyarakat sekitar Makam Bung Karno. Meskipun bukan keturunan trah Sukarno bisa merasakan berkah rezeki dari pengunjung / penziarah di Makam Bung Karno. Terbukti dengan penjualan aneka pernak pernik produk khas oleh oleh bagi penziarah laku dibeli oleh pengunjung yang setiap hari berada di kawasan Makam Bung Karno. Hal ini juga selaras dengan program Perpustakaan Bung Karno yang mengkampanyekan Perpustakaan Berbasis inklusi sosial. Yang memiliki arti bahwa perpustakaan memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Juga sekaligus melakukan pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan. 

Dalam realisasinya selama Bulan Bung Karno ini Perpustakaan Bung Karno mempraktekan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. terbukti dengan diadakanya beberapa agenda kegiatan yang melibatkan masyarakat antara lain : literasi hasta karya, literasi mustikarasa, penulisan karya ilmiah, history telling, literasi desain grafis dan program yang akan datang adalah literasi kopi. disamping itu ada beberapa kegiatan lain yang tentunya melibatkan dan memberikan masyarakat. sebagai tujuan khusus dari perpustakaan berbasis inklusi sosial yakni meningkatkan kualitas layanan perpustakaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. dan membangun komitmen dan dukungan stakeholder untuk transformasi perpustakaan berkelanjutan. salah satu wujudnya adalah adanya Pameran Bung Karno yang berada di sekitar kawasan Museum dan Perpustakaan Bung Karno. Strategi yang diterapkan pemanfaatan koleksi seoptimal mungkin untuk masyarakat. sedangkan aksinya berbagi pengalaman, ruang belajar yang kontekstual dan terdapat ruang ketrampilan kerja. Indikator keberhasilan sebagai inklusi sosial peningkatan kunjungan ke perpustakaan, peningkatan pelibatan dalam kegiatan perpustakaan dan peningkatan jumlah kemitraan dengan berbagai lembaga (Humas Pepusnas, 2021)

Real Lapangan Pameran Bung Karno

Pemandangan tidak nampak seperti pemandangan Museum dan Perpustakaan sebagaimana biasanya. Cenderung biasa karena ketika tanpa kegiatan di area ini hanya museum dan perpustakaan yang buka. terdapat petugas penitipan tas yang selalu menegur ketika pengunjung masuk ke area perpus yang jalan terus dan membawa tas. Suasa tampak berubah ketika pengunjung datang setelah terpesona dan mengambil foto selfie di patung Bung Karno yang sedang membaca buku, kemudian meihat spot selfie baru yang bertuliskan Pameran Bung Karno. walaupun sebelum menuju ke area ini jika pengunjung yang mempunyai literasi tinggi akan membaca dahulu beberapa tulisan yang terpampang sepanjang jalan. Arena bazar disediakan sepanjang jalan menuju arah makam bung karno. dominan berada pada sisi jalan sebelah barat. Terdapat beberapa lembaga instansi yang bergabung dalam kegiatan, produk unggulan IKM kota dan kabupaten Blitar dan tentunya pedagang asongan yang setiap hari berjualan. disamping itu terdapat pameran lukisan yang dihadiri para seniman luar Blitar. mereka memajang lukisan hasil karya mereka dan tentunya praktek melukis yang diwarnai penuh nafas nasionalisme dan kebangsaan. dalam agenda beberapa hari di akun instagram belum terdapat kejelasan agenda (red). Namun di amphiteater terdapat tenda yang menandakan beberapa kegiatan yang menarik pengunjung untuk melihat. diantaranya literasi seni budaya keroncong dan berbagai kegiatan lainya.

Karakteristik pengunjung di wilayah museum perpustakaan Bung Karno mempunyai banyak tipe menurut penuturan pedagang yang biasa berjualan di area ini. Dalam penuturan Pak Mul Kodok jika rombongan yang dibawa rukuh dan sajadah maka sudah bisa ditebak bukan tipe pengunjung yang suka belanja meskipun berjumlah puluhan orang. Dalam cengkramanya sesama pedagang, pak Kacamata dan Mbak “Subur”. Bahwa kita harus sabar dan tetap berusaha meskipun rame pengunjung jarang yang beli, sambil tertawa bercanda dengan sabar. “Apalagi setengah hari ini tadi jalan tertutup meja, karena ada penataan stand baru, tambah sepi” ujar mbak “Subur” menceritakan sambil bercanda. Dalam penuturannya bahwa area ini dibagi menjadi dua. sebelah selatan adalah wewenang Perpustakaan Bung Karno dan sebelah utara setelah tangga adalah wewenang dari Pemkot. begitu pula dengan para pedagang yang menceritakan bahwa sudah terbagi sekitar antara 9 sampai dengan 14 paguyuban. yang saling memberikan informasi antara satu dengan yang lainya. Misal rombongan yang datang darimana. Jika dari Banjarmasin maka yang sering dibelanjakan adalah tas batok, jika dari lampung maka yang sering dibeli adalah alat dapur, paserah brambang dll. begitupula dengan jadwal kedatangan masuk ke area makam seolah sudah selalu mendapatkan informasi jam kedatangan.

Saat hujan datangpun para pedagang yang kaosnya bertuliskan “bakol” ini sudah menyiapkan peralatan penutup barang berupa plastik bening. ada beberapa yang kemudian pulang dan ada beberapa yang masih bertahan untuk tetap berjualan. beberapa  pedagang mendapatkan undangan perpisahan dari kepala PIPP. beberapa ada yang ikut dan beberapa dibagi untuk tetap berjualan di area kolam perpus Bung Karno. Saat hujan pun juga menjadi berkah bagi orang-orang yang memanfaatkan momen ini. yakni dengan menyewakan payung kepada para pengunjung yang ingin tetap berjalan walaupun hujan.

semangat pantang menyerahpun juga terlihat dari para pelukis yang datang dari luar Kota. konsistensi dalam berkarya dalam kanvas yang ditemani rokok, kopi dan kuas. sesekali ada pengunjung ada yang terkesima dengan penampilan nyentrik seniman lukis ini. ada yang beli lukisan, atau hanya sekedar ngobrol dan minta nomor hp tetap dilayani dengan seksama. Laku atau tidak seolah tampak dari raut mereka bukan sebuah permasalahan yang berarti. sebuah konsistensi perjuangan dalam berkarya yang patut dicontoh para generasi muda.

Inilah sebuah semangat yang tidak mengenal menyerah yang dicontoh para pedagang, seniman dan para pelaku bazar yang berpartisipasi dalam Pameran Bung Karno. Semangat untuk tidak menyerah dalam perjuangan.