studi kasus tentang strategi branding lokal dari Stanford Graduate School of Business dan IESE Business School

Stanford Graduate School of Business

  1. Huawei: Cisco’s Chinese Challenger Penulis: Charles A. O’Reilly III, Jeffrey Pfeffer, dan Christina A. Allio

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: Huawei, perusahaan teknologi asal China, menantang dominasi Cisco di pasar global dengan strategi yang agresif dan inovatif.
    • Strategi Branding Lokal: Huawei menggabungkan inovasi teknologi dengan pemahaman mendalam tentang pasar lokal. Mereka berinvestasi dalam riset dan pengembangan, serta bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas lokal untuk menyesuaikan produk dan layanan.
    • Pelajaran: Kombinasi antara inovasi teknologi dan adaptasi lokal yang cermat dapat membantu perusahaan bersaing di pasar global.
  2. Nespresso: What Else? Penulis: Anat Keinan, Jill Avery, dan Michael I. Norton

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: Nespresso berhasil menciptakan segmen pasar baru untuk kopi premium melalui inovasi produk dan strategi branding yang kuat.
    • Strategi Branding Lokal: Nespresso menekankan pada kualitas produk dan pengalaman pelanggan yang eksklusif. Mereka juga mengadaptasi strategi pemasaran dan penjualan mereka di berbagai negara untuk mencerminkan preferensi lokal.
    • Pelajaran: Menggabungkan inovasi produk dengan strategi pemasaran yang berfokus pada pengalaman pelanggan dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi brand.
  3. Uber: Changing the Way the World Moves Penulis: Robert E. Siegel, Sara Rosenthal, dan Maggie White

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: Uber berhasil mengubah cara orang berpindah tempat dengan memperkenalkan layanan ride-sharing yang inovatif.
    • Strategi Branding Lokal: Uber mengadaptasi layanannya berdasarkan regulasi dan preferensi lokal di berbagai kota dan negara. Mereka juga membangun hubungan dengan komunitas lokal dan mitra pengemudi untuk memastikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
    • Pelajaran: Fleksibilitas dalam menyesuaikan model bisnis dengan kondisi lokal dapat membantu perusahaan beradaptasi dan tumbuh di berbagai pasar.

IESE Business School

  1. Zara: Fast Fashion Penulis: José Luis Nueno

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: Zara, brand mode asal Spanyol, berhasil menciptakan model bisnis fast fashion yang mendominasi pasar global.
    • Strategi Branding Lokal: Zara menggunakan rantai pasok yang sangat fleksibel dan responsif untuk menyesuaikan produk dengan tren mode lokal di berbagai pasar. Mereka juga berfokus pada pengalaman pelanggan di toko-toko mereka.
    • Pelajaran: Sistem rantai pasok yang efisien dan kemampuan untuk cepat merespons tren lokal dapat memberikan keunggulan kompetitif yang kuat.
  2. IKEA: Furniture Retailing Penulis: Marta Elvira dan Jaime L. Anderson

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: IKEA, perusahaan furnitur asal Swedia, berhasil menciptakan brand global dengan mempertahankan identitas lokalnya.
    • Strategi Branding Lokal: IKEA mengadaptasi produk dan layanan mereka berdasarkan preferensi lokal sambil tetap mempertahankan nilai-nilai inti perusahaan seperti desain fungsional dan harga terjangkau. Mereka juga berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial.
    • Pelajaran: Mempertahankan nilai-nilai inti brand sambil menyesuaikan penawaran dengan preferensi lokal dapat membantu membangun loyalitas konsumen yang kuat.
  3. Mahou-San Miguel: Brewing a Spanish Success Story Penulis: José Luis Nueno

    Penjelasan:

    • Latar Belakang: Mahou-San Miguel, perusahaan bir asal Spanyol, berhasil memperkuat posisinya di pasar domestik dan internasional dengan strategi yang berfokus pada inovasi produk dan pemasaran.
    • Strategi Branding Lokal: Mereka berfokus pada rasa dan kualitas produk yang sesuai dengan preferensi konsumen lokal. Mahou-San Miguel juga menekankan pentingnya warisan budaya dan tradisi dalam kampanye pemasaran mereka.
    • Pelajaran: Menggabungkan inovasi dengan nilai-nilai budaya lokal dapat membantu memperkuat identitas brand dan menarik konsumen.
Scroll to Top