Berikut adalah beberapa studi kasus dari Harvard Business Review (HBR) yang membahas strategi branding lokal beserta penjelasannya:
1. Starbucks: Delivering Customer Service
Penulis: Youngme Moon dan John Quelch
Penjelasan:
- Latar Belakang: Studi ini membahas transformasi Starbucks dari kedai kopi lokal di Seattle menjadi jenama global yang dikenal luas. Howard Schultz, CEO Starbucks, berfokus pada pengalaman pelanggan sebagai inti dari strategi brand Starbucks.
- Strategi Branding Lokal: Starbucks menerapkan strategi yang mengintegrasikan elemen budaya lokal di setiap pasar baru yang dimasukinya. Misalnya, di Jepang, Starbucks merancang toko dengan elemen desain tradisional Jepang untuk menarik konsumen lokal.
- Pelajaran: Kunci kesuksesan adalah menjaga konsistensi kualitas produk dan layanan sambil menyesuaikan pengalaman konsumen dengan budaya lokal.
2. Haier: Taking a Chinese Company Global
Penulis: Tarun Khanna, Krishna Palepu, dan Phillip Andrews
Penjelasan:
- Latar Belakang: Haier, perusahaan alat rumah tangga asal China, berhasil memperluas pasar ke berbagai negara dengan mempertahankan identitas China-nya sambil menyesuaikan produk dengan preferensi lokal.
- Strategi Branding Lokal: Haier menggunakan pendekatan “three-in-one”: desain, produksi, dan pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar lokal. Misalnya, Haier memproduksi mesin cuci yang bisa mencuci sayuran untuk pasar China pedesaan.
- Pelajaran: Adaptasi produk yang sesuai dengan kebutuhan lokal dan memahami preferensi konsumen adalah kunci untuk berhasil dalam pasar internasional.
3. McDonald’s: “Seni menjadi global, ilmu menjadi lokal”
Penulis: David A. Thomas dan John J. Gabarro
Penjelasan:
- Latar Belakang: McDonald’s dikenal sebagai salah satu jenama yang paling sukses dalam menyesuaikan diri dengan pasar lokal di seluruh dunia.
- Strategi Branding Lokal: McDonald’s mengadaptasi menu dan pengalaman pelanggan di berbagai negara. Di India, misalnya, McDonald’s memperkenalkan menu vegetarian dan menyesuaikan dapur mereka untuk memisahkan antara makanan vegetarian dan non-vegetarian, sesuai dengan preferensi dan sensitivitas budaya lokal.
- Pelajaran: Fleksibilitas dalam menyesuaikan produk dan layanan dengan budaya dan preferensi lokal sambil mempertahankan identitas brand global adalah strategi yang efektif.
4. Unilever in Brazil: Marketing Strategies for Low-Income Consumers
Penulis: Jose Antonio Rosa, Ajay S. Gaur, Junichi Ito, Joseph M. Oliveira, dan Michael Weisz
Penjelasan:
- Latar Belakang: Unilever menghadapi tantangan dalam memasarkan produk-produk rumah tangga dan perawatan pribadi kepada konsumen berpenghasilan rendah di Brazil.
- Strategi Branding Lokal: Unilever menggunakan riset pasar mendalam untuk memahami kebutuhan dan perilaku konsumen lokal. Mereka menyesuaikan produk dan strategi pemasaran, seperti memperkenalkan paket produk yang lebih kecil dan terjangkau.
- Pelajaran: Memahami segmen pasar yang spesifik dan menyesuaikan strategi produk dan pemasaran dengan kebutuhan dan keterbatasan konsumen lokal dapat membuka peluang pasar yang signifikan.
5. P&G Japan: The SK-II Globalization Project
Penulis: Christopher A. Bartlett dan Carole Carlson
Penjelasan:
- Latar Belakang: Procter & Gamble (P&G) menghadapi keputusan penting mengenai apakah akan memperkenalkan produk kecantikan mewah Jepang, SK-II, ke pasar global.
- Strategi Branding Lokal: SK-II awalnya sukses di Jepang karena kualitas premium dan kampanye yang menekankan pada keaslian dan teknologi kecantikan Jepang. Untuk pasar global, P&G harus menyeimbangkan antara menjaga warisan dan nilai lokal SK-II sambil menyesuaikan kampanye pemasaran dengan preferensi pasar internasional.
- Pelajaran: Mengelola transisi dari brand lokal ke global memerlukan pemahaman mendalam tentang elemen kunci yang membuat brand sukses di pasar asalnya dan bagaimana elemen tersebut dapat diterapkan atau disesuaikan di pasar lain.