Bung Karno Penjaga Perpustakaan
Aku Tidak Tidur Anaku, Gali Pemikiranku Di Depan Pusaraku
Tak pernah kujumpai sosok pandangan tatap matamu, apalagi gaungmu yang dijuluki sebagai singa podium. Kukenal hanya sebuah makam kuburan yang seolah hanya menjadi penanda batas desa tempat tinggalku pada masa kecilku. Makam Bung Karno. Kala malam hanya gelap gulita di tengah sunyinya sebuah kuburan tanpa suara. Gelap gulita kadang harum mewangi menandai sosok tempat mistis dan angker dan tak akan didekati di kala malam hari. Kala itu hanya pertokoan yang berjajar jajar sebagai penanda bahwa pusaramu sekedar di kunjungi peziarah rakyatmu yang ingin bernostalgia dengan mu. Mungkin peziarah yang berdatangan adalah para orang tua yang telah menyertai hidup bersamamu yang kala kau hidup belum sempat bertatap dan bersalaman denganmu. Sebuah perkenalan awal pada masa kecilku tentang sosokmu, wahai Bung Karno
1998 tahun krisis moneter dan tahun pergantian presiden, anakmu mulai muncul di panggung nasional. Sekali lagi masih tak kukenal dirimu, dan siapakah dirimu kecuali perlajaran sekolah yang hanya sekedar bercerita bahwa presiden pertama Indonesia adalah dirimu. Ya dirimu Bu karno. Kukenal sebuah buku dari kakeku, buku lama yang judulnya dibawah bendera revolusi. Mungkin saat itu aku gambarkan buku itu tentang sebuah foto foto bendera yang bernama revolusi. Yang ternyata tidak ada gambar bendera, yang ada hanyalah sebuah foto kusam, foto foto perjuangan. Ku kenal lagi sebuah buku besar berwarna hitam tentang koleksi lukisan dan patungmu. Aku hanya melihat sebuah gambar gambar dan guci dan patung hanya untuk menambah cakrawala visual. Mulai kukenal sedikit sekali sebuah gambar gambar seni dan patung yang engkau sukai.
Tahun 1999 atau di tahun 2000 an, seolah bangsa Indonesia kehilangan arah banyak kerusuhan dimana-mana dan reformasi berguling guling di berbagai wilayah . Sontak dan tiba tiba kuburanmu menjadi ramai. Penuh sesak dengan lautan manusia berdatangan di pusaramu. Entah mengapa dan apa yang terjadi dengan bangsa Indonesia. Di pusat ibukota Jakarta masih banyak orang ramai mengganti putaran roda dari order baru menjadi orde reformasi. Rakyat pun ada yang menjadi korban dan masa masa yang cukup berat dalam kancah perpolitikan. Tidak tahu magnet apa yang membuat rakyat datang ke pusaramu.hanya sekedar diam berkumpul seolah menunggu untuk dirimu bangkit untuk berpidato. Namun sunyi, tidak ada suara pidato yang keluar dari kuburanmu.
Saat itu mulai mengenalmu agak lebih mendalam, bahwa sosokmu masih dirindukan oleh rakyat. Meskipun jasad sudah berada dalam kandungan Ibu Pertiwi. Namun dirimu masih berkata bawa dirimu masih mencintai rakyatmu dan bangsamu nan indah. Dan mereka datang dengan sukarela dan dengan uang jerih payah mereka sendiri untuk mendekat dalam pusaranmu. Bukan untuk apa – apa, tiada lain adalah untuk mengenalmu, siapakah dirimu dan apa yang harus dilakukan dari hasil perjuanganmu.
Perlahan mulai membaca cerita dan sejarah tentang dirimu. Mulai dari dokter pribadimu yang bercerita tentang dirimu, hingga “musuhmu” Soe Hok Gie orang muda yang mengkritisimu dan orang orang yang membicarakanmu. Saat saat banyak orang kedatangamu, kurasakan mulai banyak buku yang bermunculan membahas dirimu, bahkan seminar dan makalah mulai banyak dilakukan di kota tempat tidurmu ( blitar ). Ada semacam pentupan sejarah tentang dirimu, atau karena hal ini aku kurang mengenalmu. Pernah bukumu di larang untuk edar oleh kejaksaan agung selama sepuluh tahun. Bahkan kutipan pidatomu ta pernah kujumpai lebih dari durasi 20 menit dalam chanel youtube atau televisi televisi. Kata kata bijakmu saja yang banyak bermunculan dan tak ada yang lebih dalam kecuali harus membaca sendiri dan mencari literasi sendiri. Entah sekenario apa yang dilakukan terhadap sejarahmu.
Tiap tahun semenjak reformasi bergulir tempatmu menjadi sangat ramai dengan adanya acara untuk mengenang jasa dan pemikiranmu. Yang jelas pikiranmu masih melayang layang dan tak jauh dari pusaranmu. Sebuah warisan yang tidak bisa bicara dan engkau wariskan dalam tulisanmu yang berdiri diantara antara rak rak almari besi yang dijaga ketat oleh petugas penjaga buku. Dengan tulisan terpampang jelas “Koleksi referensi, hanya bisa dibaca di tempat” . Walau mungkin ta sekejam petugas petugas penjara belanda yang saat menjagamu.
Bicara dan menggosip tentang pikiranmu, semangatku mungkin masih perlu dipertanyakan apakah benar benar mencintai Ibu pertiwi seperti cintamu dahulu pada ibu pertiwi di kala masa hidupmu. Di kala masa mudamu bersama teman temanmu di saat muda sepertiku. Mungkin dalam tulisan ini akan kuuraikan sebuah kedalaman pikirku untuk mendalami pikiranmu yang kau tuang dalam tulisanmu.
Merenungkan pemikiranmu dikala pejajahan dan kolonialisme Eropa ke tanah air Indonesia diperbandingkan dengan kondisi saat ini egoisme pribadi yang menjajah nasionalisme. Mengapa hal ini sangat relevan kita renungkan dan kita pikirkan kembali dengan kondisi saat ini, orang lebih mementingkan kepentingan pribadi pada saat memikul kewajiban mengurus kepentingan umum. Dan sangat relevan sekali untuk menggali, meresapi dan mempraktekan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kupetik gagasanmu dan menguraikan pemikiranmu tentang Nasionalisme, Islamisme, Marxisme. Dibawah Bendera Revolusi satu bab judul tulisan pertama yang kau tuangkan dalam Suluh Indonesia Muda 1926.
Nasionalisme adalah sebuah bentuk cintamu kepada Ibu pertiwi Indonesia. Di saat mudamu merasakan bahwa banyak orang yang hidup dalam kekurangan sehingga menyebabkan kaum penjajah dan ibu pertiwi yang terjajah menjadi menderita. Bagi kaum penjajah dalam tulisan Nasionalisme , Islamisme, marxisme. Engkau menyebutkan bahwa kolonialisme muncul karena orang orang barat bangsa Eropa mereka kekurangan rezeki mencari di negerinya sendiri, sehingga mereka harus mencari di negeri lain. Bangsa eropa kekurangan bekal hidup sehingga menjajah bangsa bangsa Asia. Dan mungkin kemajuan bangsa bangsa eropa sekarang ini, tak lepas dari penjajahan mereka masa lalu kepada bangsa kita. Begitu pula dengan bangsa yang terjajah kaya dengan sumber daya alam, namun masih belum berkembang semangat kebangsaan. Masih tengak tengok sana sini dan tidak merasa dan menyadari bahwa kita dalam masa di jarah hasil perut bumi ibu pertiwi.
Beruntung orang orang muda dan diberi kesempatan untuk belajar sampai dengan Leiden dan engkau dikenalkan dengan tokoh tokoh perjuangan. Setidaknya bagi yang tidak mengenyam bangku sekolah pendidikan dikenalkan dengan semangat semangat perjuangan, menulis dan membaca buku dan memimpikan Ibu Pertiwi akan mengalami masa-masa kajayaan. Yang kau sebut dengan istilah dengan “Indonesia Merdeka “
Ke arah mana hendak kau bawa Indonesia Merdeka dengan kerangka pikiran yang kau bawa saat itu dala tulisan Suluh Indonesia Muda saat itu. Tiga pemikiran pergerakan yang kau tulis yakni Nasionalisme, islamisme , Marxisme. Tidak lain mengapa timbul 3 kata kata ini, meskipun secara harfiah paham ini tidak bisa disatukan jadi satu dan akan banyak mengalami pertentangan. Kesimpulan sekilas dengan pemahamanku yang masih kecil tak lain adalah karena saking dan sangat cintanya dirimu kepada bangsa Indonesia. Agar semuanya bisa tertampung dalam semangat Indonesia merdeka di kala itu. Sebuah semangat gerakan yang diambil dari nasionalis, islamisme dan marxisme.
Relevansi dengan kondisi saat ini, kondisi individu kelompok pejabat atau pihak pihak dalam tubuh negera Indonesia saat ini. Bagi yang sudah berkecukupan dan mendapatkan gaji/ upah dari negara, masih merasakah kekurangan. Sehingga melakukan upaya penjajahan meskipun dilakukan secara tidak sengaja atau sengaja. Dalam hal ini adalah gerakan didalam hati yang melandasi setiap tindakan dan kebijakan yang dilakukan. Bukan semangat untuk lebih mencintai Indonesia tetapi lebih semangat untuk membahagiakan diri dan memperkaya diri sendiri. Sehingga rakyat menjadi korban. Contoh kecil misalnya pejabat yang melakukan tindakan korupsi, bahwa secara kehidupan ekonomi mereka sudah mendapatkan gaji dari negara. Namun karena merasa kurang rejekinya sebagaimana diungkapkan bahwa bangsa eropa juga kekurangan rejeki. Akhirnya bangsa Eropa melakukan menjajahan sama halnya akhirnya pejabat melakukan tindakan korupsi dengan berbagai praktek kebijakan yang dilakukan. Pejabat kehilangan semangat nasionalisme dalam menjalankan tugas dan hanya menjalankan kewajiban politik untung untuk rugi. Tak heran jika jelang pilkada banyak calon calon pemimpin daerah berdatangan ke pusaranmu seolah olah meminta restu kepada dengan harapan bisa berhasil dan menjadi pemimpin daerah terpilih. Dan hal ini sudah sering kami jumpai mulai bupati/walikota, gubernur, bahkan hingga sampai dengan calon presiden. Ternyata datan ke pusaranmu belum tentu bisa manangkap dan mewarisi pemikiranmy tentang bagaimana untuk menjadi berbangsa dan bernegara sebagaiman yang engkau contohkan.
Nasionalis. Adalah semangat mencintai bangsa. Bekerja demi bangsa. Yang engkau contohkan dari seorang Karamchan Gandi di India dimana ada kelompok hindu dan ada kelompok Islam. Bagaimana Gandi berkata “ Buat saja, maka cinta pada tanah air itu, masukanlah cinta pada segala manusia. Saya ini seorang patriot oleh karena manusia bercara manusia dan saya tidak mengecualikan siapa juga. Dan Gandi berhasil mempersatukan pihak Islam, pihak Hindu, Sikh, Parsi dan Jain. Dan semangat pergerakan pertama di Indonesia saat itu diawali dengan Budi Utomo yakni dengan semangat sebuah Jawa besar untuk menjapai Hindia besar Atau Indonesia Merdeka.
Mengutip tulisanmu bahwa nasionalis sejati adalah yang cintanya pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi dunia dan riwayat dan bukan semata-mata timbul dari kesombongan bangsa belaka, nasionalis yang bukan chauvinism, tak boleh tidak, harus menolak segala macam paham sempit budi itu. Nasionalis yang sejati yang nasionalismenya itu bukan semata mata suatu copie atau tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan. Nasionali yang menerima rasa nasionalismenya itu sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu rasa bakti adalah terhindar dari segala faham kekecilan dan kesempitan. Baginya , maka rasa cinta bangsa itu adalah lebar dan luas dengan memberi tempat pada lain lain sesuatu sebagai lebar dan luasnya udara yang memberi tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.
Engku menguraikan bahwa paham nasionalisme beraneka ragam dan rupa rupa rupa warnannya. Nasionalisme eropa berbeda dengan dengan nasionalisme Timur asia. Nasionalisme eropa hanya karena cinta negara eropa dan berdasarkan semangat untung dan rugi dan tentu saja nasionalisme seperti ini tidak bisa bertahan lama dan cepat binasa. Enkau sebut pula ada semangat gerakan Nasionalisme islam yang kau anggap terlalu sempit budi sempit pemikiran. Karena bukan hanya membela umat yang beragama Islam saja. Tapi diperlukan semangat membeka seluruh umat.
Islamisme. Ke – Islam – an. Dengan merujuk pada Pan Islamisme yang merujuk pada dua pendekar besar dari rektor sekolah Al Azhar yakni Syek Muhammad Abdouh dan Syekh Jamaludin Al Afgani. Dengan semangat membangun dan menjunjung rakyat rakyat Islam di seluruh benua Asia dari kegelapan dan kemunduran. Yang perlawananya adalah melawan ketamaan negeri negeri barat. Semangat gerakan Islamisme yang sejati menurut engkau adalah mewajibkan pada pemeluknya mencintai dan bekerja untuk negeri yang ia diami, mencitai dan bekerja untuk rakyat diantara mana ia hidup, selama negeri atau rakyak itu untuk darul islam
Marxisme. Lebih mebahas pada pergerakan kaum buruh. Di negeri kita siapakah buruh itu, buruh yang bekerja pada kolonial dan buruh inilah yang dianggap bisa melakukan pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Disini engaku mebahas pergeseran teori awal marxis dan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan jaman. Teori harus mengikuti perubahan dunia. Kaum marxis harus ingat bahwa pergerakanya harus menumbuhkan nasionalisme di hati sanubari kaum buruh Indonesia. Oleh karena modal di Indonesia banyak modal asing. Oleh karena budi perlawanan menumbuhkan rasa tak senang terhadap kaum di atasnya
Inilah sebuah warisan semangat gerakan yang harus disatu padukan, nasionalis, islamisme, marxisme, sebuah semangat gerakan dan harus digali kembali untuk menumbuhkan semangat cinta tanah air Indonesia. Dengan persatuan akan membawa kepada kebesaran dan kemerdekaan. Dengan tulisanya terakhirmu engkau menyebut bahwa kita harus bisa menerima. Tetapi kita juga harus bisa memberi. Ini yang kau katakana bahwa persatuan tidak akan terwujud jika kita memberi hanya sedikit sedikit untuk bangsa ini. Inilah kunci persatuan. Bahwa kekuatan hidup adalah dengan memberi, bukan dalam menerima. Memberikan hasil upaya kerja keras kita untuk kemajuan bangsa, yang dilakukan oleh setiap masyarkat dalam level apapun. Mulai dari kaum rakyat biasa, kalangan menengah hingga para kalangan pejabat pemerintahan. Dengan uraiamu di akhir bahwa rakyat kita saat ini masih punya roh kekuatan untuk bersatu penuh dengan kekuatan untuk menjunjung diri menuju sebuah sinar yang satu di tengah gelap gulita yang mengelilingi kita saat ini. Dan kita yakin persatuan akan terjadi dan Sinar yang terang benderang untuk Indonesia pasti akan terjadi.
Masih kubaca satu bab awal dari bukumu yang tersimpan di koleksi khusus perpustakaan Bung Karno. Dirimu tidur di utara meja baca buku ruang koleksi referensi khusus, di dalam tanah tidak ada suara apalagi ta kudengar suaramu. Namung seolah kau berkata “ Aku tidak tidur anaku, gali pemikiranku di depan pusaraku” . Bung Karno penjaga perpustakaan.